Tuesday, July 7, 2020

Perjalanan pulang terasa lebih cepat dari pada perjalanan pergi, kenapa ya?

Setiap orang pasti pernah merasakan kalau perjalanan pulang terasa lebih cepat dibandingkan pada saat pergi?


Padahal jarak yang ditempuh saat pulang dan pergi itu sama dan melalui jalan yang sama juga

terlebih pada saat menempuh perjalanan yang baru dilalui atau yang jarang dituju.

Di beberapa daerah seringkali dikait-kaitkan dengan mitos-mitos tertentu.

Ternyata hal itu sangat normal dan bisa dijabarkan secara ilmiah karena para peneliti sudah lama mengamati hal ini dan mereka menyebutknya dengan istilah Return Trip Effect.

Walau terasa lebih cepat, perjalanan pulang sebenarnya  tidak lebih cepat dari  pada saat perjalanan pergi, bahkan mungkin jika dihitung secara waktu malah justru lebih lama yang faktanya itu semua hanya ada di dalam otak kita.

Begini penjelasan secara ilmiahnya :

Saat dalam perjalanan pergi otak kita cenderung lebih fokus untuk mencerna rute yang ditemui sepanjang jalan, sedangkan saat pulang jika kita melewati jalan yang sama, otak kita sudah lebih familiar dan tidak perlu lagi bekerja keras untuk fokus sehingga presepsi kita terhadap waktu akan terasa menjadi lebih cepat.

Ketika otak sedang fokus, maka presepsi otak kita terhadap waktu juga akan terasa lebih lama. Hal ini sering dialami oleh murid-murid sekolah yang fokus terutama pada pelajaran matematika atau pelajaran eksak lain di ruang kelas sehingga mereka merasakan waktu sangat lama dan panjang.

Sebuah penelitian di Selandia Baru, menemukan bahwa fenomena ini lebih sering terjadi  ketika kita berpergian  ke tempat baru yang belum dikenal. Karena otak kita mencoba lebih fokus sedangkan ke tempat yang lebih kita kenal atau sering dilalui fenomena ini lebih jarang terjadi. 

Saat pergi kita punya ekspektasi waktu untuk tiba.

Saat dalam perjalanan pergi sering kali kita menemui banyak hal yang membuat kita khawatir sehingga kita terus mengecek target waktu kita dan membuat efek psikologis bahwa perjalanan jadi terasa lebih panjang, sedangkan saat perjalanan pulang, perjalanan terasa lebih pendek karena kita tidak lagi terbebani ekspetasi waktu kita untuk tiba.

Harapan yang tak sama antara pergi dan pulang

Pada kenyataannya, banyak orang terlalu optimis saat memulai perjalanan. Sehingga saat melakukannya, kamu akan merasa perjalanan itu memakan waktu yang lebih lama ketimbang perkiraan yang sudah bercampur harapan. Rasa pesimis pun kemudian hadir ketika kamu melakukan perjalanan pulang. Karena rasa pesimis inilah, waktu justru terasa lebih pendek. 

Waktu pulang biasanya lebih fleksibel

Seseorang biasanya melakukan perjalanan berangkat dengan disiplin atau bahkan terburu-buru agar tiba di tujuan tepat waktu. Dengan demikian, otak pun akan berada dalam kondisi sangat fokus yang melelahkan.
Beda halnya dengan perjalanan pulang. Meski jarak tempuhnya sama, waktu akan terasa pendek karena waktu bukan lagi perkara yang penting untuk ditaati atau lebih fleksibel.

Apa kamu setuju dengan pemaparan di atas? atau kamu ingin melakukan penelitian sendiri?



ABOUT

My photo
Saya adalah seorang fotografer dan editor foto, telah menekuni bidang pekerjaan ini sejak tahun 2008

Archive

Translate